Membangun Ruang Kebersamaan
Tidak ada realitas yang maujud sia-sia. Seluruh artefak alam, hasil kreasi Sang Pencipta, harus diyakini memiliki arti penting bagi kehidupan manusia. Gunung, hutan, lautan, sungai bahkan makhluk terkecilpun, memiliki guna. Sungai misalnya, dia bisa berperan sebagai tempat persedian air, pengendali banjir, habitat tumbuh kembang tumbuhan dan satwa, sarana irigasi, tempat budidaya ikan, transportasi, rekreasi, olahraga, dan seterusnya.
Peranan sungai yang beragam ini, tidak bisa dilihat secara terpisah. Apalagi dengan adanya perubahan iklim yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Kenaikan harga pangan karena proses tanam dan penyimpanannya membutuhkan air dan energi lebih. Kerusakan infrastruktur karena bencana alam, berkurangnya sumber air, meningkatnya penularan penyakit, dan bencana.
Apa yang bisa dan harus dilakukan untuk mengoptimasi potensi artefak alam, seperti sungai ini? Mengandalkan pemerintah saja jelas terbatas, butuh upaya bersama.
Langkah awal yang diperlukan adalah membangun ruang kebersamaan yang dapat diakses pemerintah dan sektor non-pemerintah, termasuk masyarakat sipil, sektor swasta dan masyarakat.
Sebuah ruang kesadaran bersama untuk melakukan optimasi seluruh artefak alam guna menghadapi perubahan iklim. Menggugah kesadaran untuk duduk bersama, membangun wacana, mengidentifikasi, merumuskan dan melakukan aksi.
Ruang yang memungkinkan terjadinya interaksi seluruh pemangku kepentingan secara bersama-sama dan terus menerus ketika menyikapi pemanfaatan artefak alam.Guyub agawe sentoso.
Pemikiran inilah yang kemudian menjadi dasar Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung menyelenggarakan sarasehen komunitas peduli sungai beberapa waktu lalu. Sarasehen ini melibatkan 48 komunitas dari 8 kabupaten kota.
BBWS menginisiasikan sebuah saraseham sebagai ruang bersama bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pelestarian, perbaikan, dan pembangunan (restorasi) wilayah sungai. Ruang inilah yang memungkinkan setiap masyarakat terlibat aktif untuk menafsirkan makna kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan terkait dengan wilayah sungai bagi mereka.
Kegiatan sarasehen ini membuahkan komitmen antara BBWS Cimanuk-Cisanggarung dengan Komunitas Peduli Sungai untuk bersama-sama memelihara dan melestarikan sungai, sekaligus menyusun kesepahaman untuk aksi.
Realisasi dari komitmen bersama terwujud dalam aksi penanaman pohon di sungai Cimanuk, kegiatan bersih di 14 sungai, dan aksi penanaman mangrove di sungai Winong, Cirebon. Sebuah aksi yang kemudian diganjar dengan rekor nasional dan dunia sekaligus. Kejutan yang membahagiakan tentunya.
Namun yang paling utama, semuanya menjadi bukti yang menguatkan tesis kami di BBWS Cirebon, bahwa ketika masyarakat diaktivasi dan diajak berperan dalam proses pembangunan, hasilnya sungguh luar biasa.
Selamat membaca
* ditulis untuk majalah Diffusion - BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Cirebon

Komentar
Posting Komentar