Singularitas & Transhumanisme
Singularitas & Transhumanisme
ππ ΄ Kalau urusannya ngomong di pentas perpolitikan, sembarang orang bisa ikutan. Kelihatannya mudah dan menyenangkan karena memberi porsi persamaan hak yg amat sangat terpelajar eh demokratis. Namun kenyataannya sangat sulit menemukan solusi, justru karena semua bisa ngomong. Selain ditingkahi polah yg bias dan irasional.
Jauh lebih mudah menemukan jawaban di fisika atau matematika, karena hanya orang tertentu yg bisa merumuskan. Ini bukan diskriminasi tetapi priveleges kepada manusia yg mengoptimalkan kapasitas otaknya.
Ambil contoh ketika Tony Stark (Komik Marvel) ngomong tentang eigenvalues atau inverted MΓΆbius strips (pita MΓΆbius terbalik) dalam Avenger End Game. Mayoritas menerima meskipun secara teori keduanya sangat lemah atau terlampau jauh untuk menjelaskan perjalanan waktu.
Hanya sedikit orang yg mengkritisi hal tersebut dan karena hanya 'sedikit orang' yg terlibat lalu lalu didekonstruksi oleh penganut FE sebagai otoritas rezim pengetahuan yg perlu ditumbangkan. "Kami antitesa setiap otoritas".
Dalam konsep Singularity yang digaungkan Ray Kurzweil, seorang futuristik dan mantan direktur di Google, menyatunya manusia dan mesin akan terjadi ketika teknologi mengalami perkembangan yang luar biasa. Gagasan utama Singularitas adalah laju perubahan teknologi buatan manusia semakin cepat dan kekuatannya berkembang dengan kecepatan eksponensial.
Paham ini diteruskan oleh pemuja teknologi yang berkeyakinan bahwa persoalan-persoalan mendasar kemanusiaan seperti penyakit, kelaparan, kerusakan lingkungan semua dapat dipecahkan oleh teknologi. Ada dari mereka yang memiliki keyakinan ekstrim bahkan kematian dapat di cegah menggunakan teknologi.
Perpanjangan hidup adalah salah satu aspek dari tren pemikiran yang dikenal sebagai "transhumanisme". Tetapi mengapa kita harus puas dengan kehidupan manusia seperti yang kita ketahui? Jika kita bisa membangun kembali otak, mengapa kita tidak juga bisa mendesain ulang, mengupgradenya?
Aubrey de Grey, seorang ahli biologi dari Inggris memandang penuaan sebagai masalah teknik. Abrey De Gray menjadi juru bicara terkemuka untuk penelitian ilmiah untuk mengakhiri kematian.
Dia membentuk Yayasan Methuselah, yang menawarkan hadiah uang tunai untuk terobosan umur panjang tertentu. Dia juga membentuk Yayasan Penelitian SENS (Strategies for Engineered Negligible Senescence), yang melakukan penelitian ilmiah tentang umur panjang, menggunakan prinsip-prinsip de Gray yang tercantum dalam bukunya tahun 2007,
Transhumanisme adalah gerakan internasional yang menganjurkan evolusi mandiri. Gerakan ini mengusulkan agar kita menggunakan sains dan teknologi untuk mengatasi keterbatasan "alami" yang dialami umat manusia.
Hal ini dinyatakan dalam poin pertama Deklarasi Transhumanis: “Kami membayangkan kemungkinan perluasan potensi manusia dengan mengatasi penuaan, kekurangan kognitif, penderitaan yang tidak disengaja, dan keterkungkungan kami di planet Bumi.”
Selain mengakhiri penuaan, memperoleh kecerdasan yang lebih besar, dan menaklukkan bintang-bintang, banyak transhumanis menantikan sejumlah besar perubahan pada kondisi manusia biasa:
- Singularitas - penciptaan kecerdasan mesin yang melebihi kapasitas otak biologis kita.
- Robotika radikal dan akhir dari kelangkaan ekonomi dan tenaga kerja yang membosankan.
- Kemampuan untuk mereplikasi pikiran individu dan memasukkannya ke dalam tubuh atau lingkungan virtual.
- Peningkatan kekuatan fisiologis, kenikmatan seksual dan mutasi yang disengaja dari tubuh manusia.
- Keterkaitan dan pemberdayaan manusia yang semakin meningkat melalui teknologi komunikasi yang semakin cepat dan kuat dan, dengan itu, potensi pikiran kelompok yang jauh lebih produktif dan kreatif.
- Kontrol individu atas keadaan mental dan emosional untuk meningkatkan fungsionalitas dan ekstasi.
Fantasi?
Transhumanisme adalah bentuk tekno-optimisme yang paling bersemangat. Ekspresi semangat mereka mirip dengan ekspresi para ilmuwan eksentrik seperti Tesla atau Edisons yang mendorong inovasi elektronik ke batasnya yang paling ekstrim. Transhumanisme juga digambarkan sebagai versi baru dari Jobs dan Wozniak yang membangun teknologi transformatif di garasi.
Kemajuan pesat dalam komputasi dan bioteknologi sangat menjanjikan (dan sekaligus mengancam) untuk menciptakan objek yang lebih baik bagi masyarakat, tetapi juga mengubah manusia: lebih sehat, lebih pintar, lebih kuat, dan dengan kemampuan "manusia super". Fokusnya pada pencapaian umat manusia yang lebih baik.
Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat hampir tak terbendung. Fenomenanya mempengaruhi di setiap sendi kehidupan. Banyak regulasi dan pemerintahan kelabakan karena temuan-temuan baru hasil teknologi tidak terkaver lagi dalam aturan. Banyak inovasi muncul tanpa kontrol dari pihak berwenang. Hal ini membuat banyak pihak khawatir. Namun kekhawatiran birokrasi yang berlebihan justru akan memposisikan birokasi sebagai penghalang kemajuan. Mereka menghambat antusiasisme para pengejar mimpi indah melalui teknologi.
Selain itu, banyak ilmuwan yang juga mempersoalkan peran agama yang dianggap menghambat kemajuan teknologi. Akibatnya banyak dari mereka (para ilmuwan ini) yang menyarankan untuk mengabaikan bahkan meninggalkan agama dan menerima realitas sebagai kenyataan, misalnya perkawinan sejenis, transgender dan isu-isu moral dan agama. Bahkan ada yang mengatakan agama terlalu kolot, perlu dirasionalisasi dan dimodernisasi.
Karenanya banyak ahli, selain menyalahkan agama dan moral, juga menyuruh kita percaya bahwa manusia harus berterimakasih kepada para transgender karena memberi pijakan untuk memilih takdir mereka sendiri dan keluar dari kungkungan fisik biologis manusia..π π
Tetapi ingat asas ketidakpastian Heisenberg. Postulat pertama relativitas Einstein. Asas itu harus dipahami bahwa ada batas yang tak bisa dilampaui oleh sains. Ada keterbatasan manusia. Lalu logika dan matematika, akhirnya bekerja pada premis2 asumtif, yang mengendalikan pikiran untuk tetap pada jalur yang lurus dan mengenali kebenaran sejati. Karena kebenaran sejati selalu memiliki ciri: lurus, sehingga tak ada pertentangan di dalamnya. just use your logic!
(Penjalin Sebayudi)
Foto https://actconsulting.co/memahami-artificial-intelligence-kecerdasan-buatan-secara-mudah/
Desney S. Tan, Anton Nijholt, 2010, Brain-Computer Interfaces: Applying our Minds to Human-Computer Interaction, Springer - London Dordrecht Heidelberg New York
R.U. Sirius-Jay Cornell, 2015, Transcendence: The Disinformation Encyclopedia of Transhumanism and The Singularity, EBM-United States of America
Komentar
Posting Komentar