Saya Pikir Beda


Saya Pikir Beda

🆂🅴 Perhatiin film² Korea 5 tahun belakangan? Kemilau glamour industri hiburan konon mampu menarik puluhan bahkan ratusan ribu remaja masuk. Minimnya pengetahuan, pengalaman plus ambisi yg begitu besar akhirnya banyak menjebak mereka pada kontrak² yg mungkin lebih pas disebut rudo pekso.

Dalam kontrak tersebut ada investasi berbiaya dan harus di bayar. Investasi awal untuk pelatihan misalnya, itu menuntut latihan fisik yg keras 12-16 jam/hari tanpa asupan makan memadai untuk mencapai berat badan ideal dan akomodasi seadanya (mungkin bisa juga disebut penyiksaan? 

Ujung dari pelatihan keras, disiplin dan menyiksa diri seperti itu akhirnya hanya menghasilkan ratusan k-pop star.

Bagaimana dengan puluhan atau ribuan lainnya? Mereka tidak laku, tidak punya pekerjaan dan tetap diharuskan membayar investasi awal. Banyak dari mereka kemudian terlilit hutang bahkan juga bunga berbunga.

Kondisi ini tentunya peluang untuk membuka jalan pintas eksplorasi bisnis lanjutan atau sampingan. Tidak memerlukan logika yg njlimet untuk menyimpulkan munculnya bisnis eksploitasi fisik bahkan seks. Mereka yg gagal dan berhutang menjadi objek paling rentan. Objek termudah para predator yg kemudian menempatkannya di pos-pos objek mulai dari pramuria, teman para boss sampai industri film biru.

Pengaruhnya terhadap film Korea secara keseluruhan juga mulai terlihat jelas seperti meningkatnya film² erotis atau sekedar peningkatan adegan yg mengeksploitasi seksual secara vulgar dan berlebihan mirip Hollywood.

Pada titik ini, mereka yg awalnya muak dg kevulgaran film² barat dan memutuskan beralih ke film² Korea karena ingin menikmati 'perasaan manusiawi' atau 'rasa asia' yg dikemas dalam sajian simbolik, menjadi risih. Kok akhirnya sama saja?

Akhirnya tidak ada lagi kenikmatan nonton film Korea kecuali hanya segelintir film. Film yg mampu menggugah rasa kadang juga airmata...ahhh sudahlah!!

SeBa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Someday

We're leaving together