Kilas
Kilas
🆂🅴 Terlepas dari keinginannya untuk menjadi modern (maju), masyarakat Indonesia sebenarnya sangat dangdut sekali (Emha Ainun Nadjib). Identitas budaya yg direpresentasikan sebagai kampungan, terbelakang dan miskin.
Tahun 1990-an 35% dari musik rekaman yg terjual adalah dangdut. Saat itu dangdut menjadi musik yg memenuhi banyak sekali ruang-ruang privat dan publik, dari kamar tidur, tempat makan, karaoke sampai mall. Dan tahun 2006, program siaran musik 67%-nya merupakan musik dangdut. Sementara di televisi dangdut menjadi tontonan wajib yang ditonton 566,6 menit perharinya (1 hari = 1.440 menit).
Audien musik dangdut seringkali dianggap, direpresentasikan atau dimobilisasi dengan berbagai cara oleh kepentingan tertentu seperti iklan, pemerintah sampai organisasi tertentu seperti LSM dsb.
Dangdut dianggap mewakili hasrat dan aspirasi rakyat kecil, rakyat jelata, kaum gembel, masyarakat bawah, masyarakat pinggiran dan yg dipinggirkan, juga masyarakat menengah ke bawah.
Liriknya mudah dimengerti, mewakili perasaan dan membuat semua orang merasa terhubung selain juga iramanya mampu membuat setiap orang bergoyang.
Namun dirimu tak mau mengerti
Ku bawakan segenggam cinta
Namun kau meminta diriku
Tariiik mang....
Tahun 80-an, dangdut mulai dilirik masyarakat menengah dan tahun 90-an mulai memasuki ruang² privat mereka melalui iklan di tv. Hal ini dikuatkan dengan campur tangan pemerintah dan militer yg semula menjadikan dangdut sebagai musik nasional lalu mendorongnya menjadi industri musik yg besar.
Dangdut merupakan agen struktur yg memproduksi makna diskursif tentang apa itu "rakyat" di dalam masyarakat.
Tahun 1990-an 35% dari musik rekaman yg terjual adalah dangdut. Saat itu dangdut menjadi musik yg memenuhi banyak sekali ruang-ruang privat dan publik, dari kamar tidur, tempat makan, karaoke sampai mall. Dan tahun 2006, program siaran musik 67%-nya merupakan musik dangdut. Sementara di televisi dangdut menjadi tontonan wajib yang ditonton 566,6 menit perharinya (1 hari = 1.440 menit).
Representasi yg sangat mayoritas ini yg kemudian dimanfaatkan banyak partai, lsm, organisasi bahkan negara, tapi dijauhi oleh mereka yg dianggap mewakili kelompok 'tercerahkan' karena dianggap mengganggu 'jalan kebenaran'.
Akibatnya?
SeBa
Foto: Heri Blangkon

Komentar
Posting Komentar