Pertempuran Nuansa
Pertempuran Nuansa
🆂🅴 Nuansa ngupi malam di Cafe Nusantara rada berbeda. Sebelumnya tempat ini menyajikan layanan hangat, individualis dan cenderung rodo saru. Standarnya tinggi. Peralatan, bahan dan seluruh pasokan food & beverage-nya diimport langsung dari negaranya uncle sam dan satelitnya. Belakangan memang beberapa bahan dipasok dari dalam negeri. Tetapi standarnya terlanjur amriki dan tetap dipasok pengusaha yg menyenandungkan Metallica.
Tapi malam ini, nuansa western yang rada ngoboy itu diganti gesekan Guzheng (古筝)oriental. Warna merah memenuhi dekorasi ruang. Baju pramusaji juga merah dengan tambahan aksentuasi berupa belahan sepaha. Wow...piye rek? Suasananya ngeseks. Hebatnya menu²-nya juga bertansformasi menjadi oriental.
Namun ada satu yg tidak berubah. Harga di daftar menu tetap selangit. Seperti sebuah restoran yg memberi harga tidak sesederhana namanya. Bagi manajemen, konsumen tetap konsumen yg melanggengkan bisnis mereka. Tidak pernah ada rumus pengusaha mensubsidi konsumen. Seperti sistem kapitalis yg tidak mengizinkan si miskin merampok si kaya. Itu kesalahan besar. Yang benar kelompok kayalah yg seharusnya menjarah rakjel yang miskin.
Kasusnya mungkin berbeda dengan sejumlah olshop di negara Nawakamiri. Mereka memberi diskon gede-gedean plus ngasih ongkir. Betapa semlehow-nya belanja. Tetapi itu bukan duit pemilik olshop. Semua menggunakan duit investor. Sampai tiba masanya, negara para investor mengalami krisis ekonomi. Saham-saham olshop di Nawakamiri langsung drop ditagih pengembalian investasi dan keuntungan.
Baik western atau oriental adalah die hard kapitalis. Mereka pendorong & pemberi ruang munculnya peran tradisional demang² sebagai kelompok elit yg menumpuk kekayaan sebanyak²-nya, berpesta di atas derita rakyat, sambil nyebokin eek-nya tuan nyonya penguasa kapital
Kalau hak para investor diganggu maka demokrasi wajib dipinggirkan meski dengan represi. Sebaliknya selama hak² itu dilindungi, bahkan penjahat, mafioso dan jagal besarpun dipelihara seperti yg pernah terjadi di negeri terusan suez (Chomsky)
Masyarakat atau negara yg ingin keluar dr bayang² kapitalis akan diartikan sebagai tidak bisa diatur & dianggap anti demokrasi. Apalagi sampai membangkitkan perlawanan rakyat (sesuatu yg tak pernah bisa dilakukan negara kapitalis). Para pimpinan negara yang dianggap mbalelo bakalan dilempar dengan semua stigma dan kebusukan.
Tatanan sayap kanan tradisional harus didekonstruksi menjadi dominasi bisnis, buruh yg lemah dan terpecah-belah, serta beban pembangunan yg diletakkan persis di pundak masyarakat pekerja, petani dan rakyat miskin.
Kajian atas sistem inter-Amerika yg dipublikasikan Royal Institute of International Affair di London menyimpulkan bahwa di permukaan AS berperan dalam demokrasi, namun komitmen sesungguhnya adalah "pada perusahaan kapitalis dan swasta".
Ketika hak-hak investor terancam, demokrasi (di satu negara) harus dienyahkan; sebaliknya, selama hak-hak ini dilindungi, bahkan (jika negara itu dipimpin oleh) para, pembunuh dan penyiksa, mereka akan tetap aman sentosa (Chomsky, 2017)
Di antara himpitan penguasa kapital dan orang-orang super kaya dunia, ketika satu negara mengajukan pinjaman, pertimbangannya bukan seberapa besar kebutuhan negara tersebut terhadap bantuan, tetapi seberapa besar kemauan mereka untuk melayani kepentingan penguasa kapital dan orang-orang super kaya tsb. (seBa)
Foto: nyomot di gugel
Komentar
Posting Komentar