Ruang dan Manusia
Ruang dan Manusia
🆂🅴 Kerusakan ekologis tak berbaju seragam, mengenakan jubah, peci atau blangkon. Tak peduli para perapal wirid, doa atau mantera, pengguna tasbih, rosario atau japamala, kalau setiap jengkal tanah dan setiap persegi ruang dimutilasi atas nama pertumbuhan dan modernisasi, tanpa menyisakan ruang untuk tetumbuhan, hewan dan semua kegiatan dalam siklus ekologi, tinggal menunggu saatnya panen bencana.
Tak adanya ruang untuk tetumbuhan penjaga air tanah, penetralisir polusi, sekaligus kerajaan bagi mahluk renik pendukung perputaran siklus ekologis-hidrologis bisa ditandai sebagai release-demand ratio yang tidak seimbang antar pemutilasi ruang untuk ekonomi dengan pemanfaat ruang untuk ekologi dan interaksi.
Ruang-ruang tatap dan guyub sebagai ajang tumbuh kembang anak yg nyaman dan aman, lenyap berganti beton dan jalanan beraspal yang minim edukasi kecuali kekerasan, ketidakpedulian dan individualisme tuna empati. Masyarakat terpinggir ke ruang-ruang sisa (slum area) yang menjadi media bertumbuhnya parasit sosial.
Negara mestinya hadir untuk menjaga dan menyediakan ruang tumbuh kembang generasi cikal bangsa. Hadir dalam pemuliaan ruang dan manusia sebagai modal utama kedaulatan. Hadir dalam pembangunan ruang publik pada level fisik, imaginasi dan diskursifnya sekaligus.
Tidak berhenti pada pembangunan infrastrukturnya saja, namun juga kesadaran tentang ruang² sebagai ruang tatap, ruang guyub dan ruang hijau, handarbeni. Tidak bisa alakadarnya. Pohon, bukan infrastruktur! Ruang guyub bukan sekedar ekonomi.
Jika kebetulan di Depok dan punya waktu luang ayuuk guyub ke Joglo Nusantara, Pengasinan. Datanglah dengan suasana riang. Kita munthab pada krisis-kiris yang tidak tertangani dengan baik. Kita sedih karena rusaknya ruang-ruang guyub karena kerakusan elit.
Namun kita bisa menyampaikan perlawanan dengan gembira dengan berkumpul karena itu kekuatan. Kita tunjukkan pada semua petinggi dan para die hard-nya bahwa masih ada suara nurani yang bukan sekedar angka.
Joglo Nusantara, Januari 2020
SeBA
Press Realease FKH Nusantara-Depok

Komentar
Posting Komentar