Hybrid Work itu Fleksibel

 

Hybrid work itu Fleksibel

๐Ÿ†‚๐Ÿ…ด Pandemi menyamarkan batas antara realitas virtual -sebagai dunia di balik gadget- dan realitas nyata. Sebelum pandemi, banyak yang menganggap dunia maya atau realitas virtual sebagai simulasi. Kesannya hanya sekumpulan remaja memainkan MMORPG (Massively Multiplayer Online Role Playing Game), atau kaum 'rebahan' cekikikan di depan gadget sambil mengubah identitasnya di media sosial. Paling jauh memfasilitasi belanja online.

Saat ini, dunia maya menjadi 'ajang' untuk berkreasi dan meningkatkan produktivitas. Sebuah subtitusi dari dunia nyata kata filsuf Perancis, Paul Virilio. Penerapan working from home (kurang lebih 2 tahun) memunculkan cara baru dalam bekerja, hybrid work. Sebuah cara yang kemudian mendorong Ernst & Young melakukan survey terhadap para karyawan di Asia Tenggara dan Indonesia. Hasilnya, 85% karyawan di Indonesia menuntut fleksibilitas pascapandemi di lokasi kerja dan jam kerja. Sebanyak 54%-nya bahkan rela meninggalkan perusahaan yang menolak fleksibilitas.[1]


Hybrid work
itu fleksibel. Karyawan bebas memilih bekerja dari rumah, gunung, tengah lautan atau datang ke kantor. Mereka yang menentukan kapan, dimana dan bagaimana akan bekerja. Ritme yang biasanya hanya dimiliki para pemilik bisnis. Dengan kerja fleksibel ini, para karyawan bisa ikut merasakan. 

Hanya melihat suasana batin seperti ini, bagaimana  produktivitas kerja jarak jauh tidak akan meningkat? Karenanya wajar jika Stanfor[2] merilis 13%  kenaikan produktivitas kerja jarak jauh. Sementara Connect Solutions [3] mengungkapkan 77% kenaikan produktivitas dengan jumlah waktu yg lebih sedikit.

Perspektif selanjutnya dari kerja fleksibel dalam kacamata Tan Lay Keng, EY Asean People Advisory Services Leader, akan menyiratkan lebih banyak tuntutan akan teknologi. Selain juga perlunya pengusaha untuk menjajagi strategi baru keterlibatan karyawan untuk mempertahankan produktivitas paling optimal melalui gabungan kerja tatap muka, hybrid dan digital.


Salah satu piranti terbaik untuk menjembatani komunikasi antar karyawan yang berjauhan, Laptop Bisnis ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sangat layak dipertimbangkan. ExpertBook B3 Flip sudah mengintegrasikan konektivitas 4G LTE. Laptop yang menandai dimulainya era laptop 4G ini bahkan meyakini saat jaringan WiFi tidak tersedia, pengguna ExpertBook B3 Flip dapat mengandalkan koneksi 4G untuk selalu terhubung ke internet.

ExpertBook B3 Flip terintegrasi dengan modem 4G, sehingga dapat langsung terhubung dengan jaringan seluler tanpa perangkat perantara. Sama seperti telepon seluler atau smartphone, cukup pasangkan kartu SIM aktif ke dalam ExpertBook B3 Flip otomatis terhubung ke jaringan 4G yang banyak tersebar di Indonesia.

Selain membutuhkan dukungan internet kecepatan tinggi, kerja fleksibel juga membutuhkan dukungan laptop tangguh sebagai jembatan sekaligus piranti untuk mengakses data dan mengeksekusi program. Saat ini, jumlah data tumbuh melampaui kemampuan superkomputer yang paling kuat sekalipun. ExpertBook B3 Flip mewakili ketangguhan secara fisik dan kekuatan pemrosesan yang tinggi.

Laptop Bisnis ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) diperkuat dengan prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xแต‰ graphics.  ExpertBook B3 Flip (B3402) tidak hanya memungkinkan penggunanya untuk dapat selalu produktif kapan saja, tetapi juga meningkatkan mobilitasnya. Desain convertiblenya fleksibel untuk berbagai skenario penggunaan. Ukuran bodi yang tipis dan ringkas, serta bobot yang ringan membuatnya mudah dibawa bepergian.

Hari ini karyawan mengupload pekerjaan dari Brastagi. Seminggu kemudian dia berada Yogyakarta, bekerja sambil menikmati angkringan atau bahkan di Kuala Lumpur melakukan benchmarking pembuatan film 3D, Upin Ipin. Setiap karyawan yang secara fisik berjauhan akan bertemu dalam ruang maya yang menjadi ‘ajang’ untuk menyampaikan ide, gagasan dan pendapat secara setara, bebas dan demokratis. Gagasan ini memberikan alternatif cara pandang dalam organisasi, terutama untuk menghindari munculnya kelas-kelas sosial yang memiliki dampak negatif terhadap produktivitas.

Penggunaan kata ‘ajang’ untuk mengartikan dunia maya di atas memang disengaja. Penggunaan kata ‘ajang’ lebih tepat dibandingkan dengan banyak pendapat yang melihat tempat bekerja hanya sebagai ‘tempat fisik semata seperti  tempat rapatruang kelas, tamankebun, cafe, dst.  Dalam hybrid work, ‘tempat fisik’ bukan lagi menjadi sebuah keharusan atau ketergantungan.

Karena setiap karyawan memiliki fungsi berbeda, sebuah orkestrasi diperlukan untuk mengontrol dan mengelola fungsionalitas berbeda dari setiap karyawan. Orkestrasi akan sangat menentukan pembangunan sistem yang lebih komprehensif. Sebuah sistem yang dilandasi paradigma baru, kebijakan baru, kepercayaan yang lebih dalam dan kesetaraan yang akan melintasi batas-batas fungsional dan menangani semua aspek yang diperlukan untuk membangun produk atau layanan yang paripurna.

Dengan ExpertBook B3 Flip, banyak ide dapat diwujudkan melalui komposisi orkestrasi hybrid work yang solid dan pada akhirnya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kompleks.

Dahulu ada film seri MacGyver yang selalu muncul dengan ide-ide sederhana lalu menggunakan peralatan dan bahan seadanya untuk menyelesaikan persoalan rumit dan berbahaya. Tetapi saat ini, di depan kita bukan lagi peralatan sederhana, ini ASUS ExpertBook B3 Flip. (seba)



[1] https://www.ey.com/en_id/news/2021/07/majority-of-surveyed-southeast-asia-sea-employees-prefer-not-to-return1

[2] https://www.gsb.stanford.edu/faculty-research/working-papers/does-working-home-work-evidence-chinese-experiment

[3] https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/technology/pages/teleworkers-more-productive-even-when-sick.aspx

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Someday

Saya Pikir Beda

We're leaving together